BAGAIMANA MENYIKAPI ORANG-ORANG JAHIL???



Imam Syafi'i pernah berkata:"Aku MAMPU BERHUJAH dengan10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH FAHAM LANDASAN ILMU."

BAGAIMANA MENYIKAPI ORANG-ORANG JAHIL???

A. dari Imam Syafi'i Rahimahullah :ْ

 Apabila orang bodoh mengajak berdiskusi dengan anda, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila anda melayani, maka anda akan susah sendiri. Dan bila anda berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati...

Apabila ada orang bertanya kepadaku, “jika ditantang oleh musuh, apakah anda diam?”

jawabku kepadanya,...“Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”ٍ

Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan....ُ

Apakah anda tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam.....? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong...?

(Dikutip dari buku “Diwan As-Syafi’i” karya Yusuf Asy-SyekhMuhammad Al-Baqa’i)

B. dari Imam Al Ghazali :

Ketahuilah, orang yang bodoh adalah orang yang hatinya sakit, sedangkan seorang ulama yang mengamalkan ilmunya adalah seorang dokter. Ulama yang kurang ilmu, terapinya tidak mustajab. Sedangkan ulama yang sempuma, belum tentu mampu menyembuhkan setiap penyakit, tetapi hanya mampu menyembuhkan penyakit orang yang memang mengharapkan kesembuhan dan kebaikan. Jika penyakitnya sudah kronis atau akut, maka sulit diharapkan kesembuhannya. Dalam hal ini, seorang dokter atau tabib cukup mengatakan, "Ini tidak mungkin disembuhkan." Karena itu, engkau jangan disibukkan dengan mengobatinya karena hanya menyia-nyiakan umur.Kemudian ketahuilah, penyakit bodoh ada empat macam. Tiga bisa disembuhkan, sedangkan sisanya tidak.

Penyakit bodoh yang paling tidak bisa menerima kesembuhan, adalah penyakit yang orang bodoh yang bersumber dari penyakit hasud dan marah dalam dirinya. Ketika pertanyaan yang diiringi oleh hasud itu dijawab dengan jawaban yang sangat jelas, baik dan tepat, orang itu tetap saja tidak akan menerima. tetapi semakin marah, memusuhi dan hasud. Maka jawaban yang terbaik untuk persoalan ini adalah tidak menjawabnya. Alias diam. "Setiap permusuhan bisa diharapkun kesembuhannya. Kecuali permusuhan yang muncul dari hati yang hasud" Oleh sebab itu, kau harus menghindar dari masalah ini, meninggalkan orang yang punya jiwa seperti ini dan tidak perlu menanggapinya. Biarkanlah ia dengan penyakit hatinya. Allah swt. berfirman: "Maka berpalinglah [hai Muhammad] dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi." (QS. Al Najm: 29). Hasud yang menjadi pemicu ucapan dan tindakan hanya akan menyalakan api dalam kebun ilmunya. Hasud memakan kebaikan sebagaimana api yang memakan kayu.

Penyakit bodoh yang bersumber dari kedunguan. Penyakit ini pun tidak bisa disembuhkan, sebagaimana yang dikatakan Isa as: "Saya mampu menghidupkan orang mati, tetapi saya tidak mampu mengohati penyakit tolol." Orang dungu adalah orang yang sibuk mencari ilmu dalam waktu yang singkat dan dangkal, dan samasekali tidak mempelajari ilmu yang rasional dan syar'iy, kemudian karena kedunguannya ia bertanya dan memprotes seorang ulama hebat yang sepanjang usianya telah digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu rasional dan syar'iy. Inilah orang dungu yang tidak tahu dan tidak menduga bahwa sesuatu yang menyulitkannya juga menjadi persoalan yang menyulitkan orang alim hebat. Jika ia tidak tahu kapasitas dirinya, maka pertanyaan yang dilontarkannya, muncul adalah cermin dari kedunguannya. Karena itu, haruslah kau berpaling dari orang yang seperti ini dan tak perlu membuang waktu untuk sibuk memikirkan jawabannya.

Penyakit bodoh dari orang oportunis. Orang oportunis yang selalu mencari petunjuk kepada beberapa orang yang tidak memiliki keahlian untuk memahami perkataan orang-orang terkemuka. Dia bertanya mengenai hal-hal yang tidak jelas agar mendapat manfaat (keuntungan pribadi) dari jawaban yang diberikan. Akan tetapi, karena keterbatasan pemahamamnya ia tidak mengetahui hakikatnya, Karena itu engkau tidak perlu memberikan jawaban kepadanya. Rasulullah saw. bersabda: "Kami adalah kelompok para Nabi yang diperintahkan berbicara kepada manusia menurut ukuran. (kemampuan) akal mereka."

Adapun penyakit bodoh yang masih bisa disembuhkan adalah penyakit bodoh yang diderita orang berakal yang giat mencari petunjuk dan pemahaman. Ia tidak dikalahkan oleh hasud, nafsu amarah, senang syahwat,kehormatan dan harta. Ia adalah pencari kebenaran. Pertanyaan-pertanyaannya tidak lahir dari perasaan hasud, juga tidak bermaksud untul menyusahkan atau menguji. Penyakit bodoh ini bisa disembuhkan, dan yang ditanya boleh memikirkan jawabannya, bahkan wajib menjawab pertanyaannya

(dikutip dari mi'raj asalikin Imam Al Ghazali)

BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG YG BODOH AKAN MERUSAK KEDAMAIAN ANDA

“Teman yang bodoh itu melelahkan dan dapat mendatangkan musibah.”(Ali Bin Abi Thalib)

"...bergaul dengan orang tolol berarti meraih kesia-siaan."( Syeikh Abdul Qodir Al-jilani)

"Bergaul dengan orang-orang bodoh akan mengurangi amal baik" (Syeikh Mahmoud Al Khalwaty)

"wahai anakku, janganlah kamu bergaul dengan orang bodoh, karena dikhawatirkan kamu akan tertimpa bencana bersama dengan mereka." (Luqmanul Hakim)

"Tidak bergaul dengan orang bodoh, Itulah Berkah Utama"(Shidarta Gautama)

(Irwan Winardi)

No comments: